Kamis, 25 Oktober 2018

Ustadz harus Paham Agama

APAKAH USTADZ HARUS FAHAM AGAMA ISLAM?  
Oleh Shuniyya Ruhama 
Pengajar Ponpes Tahfidhul Qur'an Al-Istiqomah Weleri Kendal 

Dunia semakin lucu. Semakin semarak dengan munculnya orang-orang yang dipanggil Ustadz atau Ustadzah padahal tidak memiliki riwayat keilmuan yang jelas. Tidak diketahui pula runutan jalur keguruannya hingga Kanjeng Nabi Muhammad saw.

Mereka tetap bersikeras untuk berdakwah padahal sebenarnya "maqom"nya hanyalah orang awam. Malah kemudian menantang balik. Mempertanyakan dalil dan/atau aturan baku bahwa seorang baru bisa dianggap sebagai ustadz atau ulama kalau sudah pernah "mondok" di pesantren.

Ada juga yang sambil ngamuk-ngamuk mempertanyakan apakah ada dalilnya seorang Ustadz harus bisa baca Kitab Kuning?

Yang lebih asyik lagi, ada yang dengan tegas mengatakan bahwa gurunya ialah Rasul Allah saw. dan para Shahabat Nabi ra. Padahal kita bakal langsung skakmat dia. Kapan ketemu Kanjeng Nabi dan para Shahabat?

Jangankan dalam disiplin ilmu agama sebesar Islam. Dalam urusan duniawi saja ada aturannya. Ada sebagian yang dibakukan, ada sebagian yang sama-sama tahu saja. Tapi intinya sama yakni legitimasi dan kepercayaan masyarakat.
Sebagai contoh. Saya tidak pernah sekolah kedokteran. Hanya baca buku terjemahan cara membedah jantung manusia. Setelah saya baca, saya praktikkan, maka belum tentu orang yang saya bedah jantungnya itu celaka.

Di sisi lain, ada yang sekolah kedokteran kemudian mengambil spesialisasi bedah jantung. Ketika membedah jantung pasien belum tentu orangnya selamat.
Namun, jika masyarakat masih dalam kondisi waras, di saat ada pasien yang harus mendapatkan penanganan bedah jantung, maka secara otomatis hendaknya mereka memilih dokter spesialis bedah jantung. Bukan memilih saya.

Demikian juga dalam urusan agama. Orang awam yang cuma baca buku agama terjemahan kemudian pandai merangkai kata-kata yang menarik dan memukau,  ketika mengeluarkan pendapat dan fatwa belum tentu salah. Sedangkan seorang Kyai yang "nyantri" selama puluhan tahun lalu mengasuh pondok pesantren selama puluhan tahun dengan referensi ratusan Kitab Kuning, ketika berpendapat atau berfatwa belum tentu pasti benar. Namun, umat yang waras tentu saja akan tetap memilih Kyai yang berpengalaman di bidangnya ketimbang "Ustadz" hasil didikan kilat dan baca buku terjemahan.

Semoga kita semua senantiasa terjaga dalam kewarasan dalam memahami agama Islam yang dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw. dan diteruskan oleh para Shahabat, Tabi'in, dan Tabi'it Tabi'in, hingga segenasi Ulama Shalih masa kini.

Kita tidak ketemu Kanjeng Nabi saw. sehingga tidak pantas ngaku-ngaku berguru kepada Kanjeng Nabi. Bahkan para Imam Muhadditsin sekalipun butuh para Ulama yang bukan 4 generasi awal Islam untuk memahami sebuah teks suci agar sanadnya nyambung kepada Kanjeng Nabi.

Lalu siapakah kita kok bisa-bisanya merasa langsung berguru dengan Kanjeng Nabi dan para shahabat,  serta mengabaikan sandaran keilmuan yang dibawa ulama setelah itu?

Sumber:
- https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10214165508543932&id=1000366636
- http://www.muslimpribumi.com/2018/08/apakah-ustadz-harus-faham-agama-islam.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar