Sabtu, 25 Agustus 2018

Para Ahli Hadits - Syakur

AHLI HADITS 
Dari Masa Shahabat hingga Tabi'in
oleh Mahlail Syakur Sf.
e-mail: syakur@unwahas.ac.id




Ahli Hadits dalam studi ilmu hadits dikenal dengan istilah muhaddits (محدّث). Perjalanan hadits cukup panjang dan membutuhkan transformasi yang handal. Mereka para muhadditsun itulah yang berperan memegang peran penting dalam estafeta riwayat hadits.

Dalam Konteks transformasi hadits Rasul Allah saw. telah memberikan banyak motivasi, yaitu antara lain sebagai berikut:
بلغوا عني ولو اية (رواه البخاريّ
(Sampaikan apa saja yang datang dari walaupun hanya satu ayat)

Atau oleh haditsnya:
ألا ، ليبلّغ الشاهد منكم الغائب  (رواه ابن عبد البرّ عن أبي بكرة ) 
(Perhatian! Hendaklah orang yang mengetahui (hadits) menyampaikannya kepada orang yang tidak hadir (pada periwayatan hadits) HR. ibn Abdil Bar dari Abu Bakrah
Atau termotivasi oleh sabdanya berikut ini:
ليبلغ الشاهد منكم الغائب فرب مبلغ أوعى من سامع
(Hendaklah orang yang mengetahui hadits menyampaikannya kepada orang yang tidak hadir pada periwayatan hadits. Barangkali orang yang menyampaikan hadits lebih baik daripada orang yang (hanya) mendengarnya)
Dari generasi Shahabat Rasul Allah saw.  ditemui banyak figur yang dinilai paling banyak meriwayatkan hadits. Di antara mereka adalah:
1. Sayyiduna Abu Hurairah ra. yang memiliki dan meriwayatkan 5374 hadits;
2. 
Sayyiduna Ibnu Umar ra. dengan 2630 hadits; 
3. Sayyiduna Anas bin Malik ra. dengan 2286 hadits; 
4. Sayyidatuna Aisyah Ummul Mukminin ra. dengan 2210 hadits; 
5. Sayyiduna Ibnu ‘Abbas ra. dengan 1660 hadits; 
6. Sayyiduna Jabir bin ‘Abdullah ra. yang meriwayatkan 1540 hadits. 

Sebagian Shahabat Rasul Allah saw. telah melakukan pembukuan hadits. di antaranya adalah:
1. Abdullah bin Amr bin Al-Ash (7-65 H.) yang diberi judul As-Shahifah As-Shadiqah
2. Abdullah bin Abbas (3-68 H.)
3. Jabir bin Abdillah Al-Anshari (16-78 H.) dengan judul  As-Shahifah.
4. Hamam bin Munabbih (40-131 H.) dengan judul As-Shahifah As-Shahihah

Pada era Tabi'in muncul gerakan pembukuan hadits secara spektakular hingga mengispirasi banyak ahli hadits. Gerakan ini dipelopori oleh Umar bin Abdul Aziz. 
Perintah Umar bin Abdul Aziz untuk memulai pembukuan dan pelembagaan hadist secara resmi, Khalifah Umar bin Abdul Aziz inilah yang memelopori pembukuan dan pelembagaan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. secara resmi. Beliau memerintahkan kepada Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm. Perintah Umar bin Abdul Aziz sebagai berikut: 

Perhatikanlah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu tulislah dia, karena sesungguhnya aku khawatir akan hilangnya ilmu dan wafatnya para ‘ulama , dan janganlah diterima kecuali hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam” ( Bukhari (1/33) dan Ad-Daarimi (1/126))
Dan Ibnu Hazm selanjutnya menunjuk ulama besar yaitu Ibnu Syihab Az-Zuhri untuk melakukan pelembagaan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau berdua merupakan thabaqat awal pembukuan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ibnu Hazm pulalah yang memulai dan mencetuskan ilmu Riwayatul hadits. Yakni suatu ilmu tentang meriwayatkan sabda-sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. perbuatan-perbuatannya, taqrir-taqrirnya dan sifat-sifatnya. Ilmu ini sifatnya lebih tertuju pada mengumpulkan hadits-hadits saja, tanpa memeriksa secara detail sah atau tidaknya yang orang sandarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Faedah-faedah Ilmu riwayatul hadits antara lain :
1. Supaya kita dapat membedakan mana yang orang sandarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan mana yang disandarkan kepada selain beliau.
2. Agar supaya hadits tidak beredar dari mulut ke mulut atau dari satu tulisan ke tulisan lain tanpa sanad.
3. Agar dapat diketahui jumlah hadits yang orang sandarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
4. Agar dapat diperiksa sanad dan matannya sah atau tidak.
Nama-nama ‘ulama pencatat atau perawi hadits yang mu’tabar dari generasi Tabi’in antara lain :
1. Said Ibnul Musayyab (15-94H)
2. Urwah bin Zubair (22-94H)
3. Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm (Wafat th.117H)
4. Muhammad bin Muslim bin Syihab Az-Zuhri (50-124H)
5. Imam Nafi’ (wafat 117H)
6. Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah (Wafat 98H)
7. Salim bin Abdullah bin Umar (Wafat 106H)
8. Ibrahim bin Yazid An-Nakha’I (46-96H)
9. Amir bin Syarahil Asy-Sya’bi (19-103H)
10. Alqamah bin Qais An-Nakha’i (28-62H)
11. Muhammad bin Sirrin (33-110H)
12. Ibnu Juraij Abdul Aziz bin Juraij (Wafat 150H)
13. Said bin ‘Arubah (Wafat 156H)
14. Al Auza’i (Wafat 156H)
15. Sufyan At-Tsauri (Wafat 161H)
16. Abdullah bin Mubaarak (118-181H)
17. Hammad bin Salamah (Wafat 176H)
18. Husyaim (Wafat 188H)

ِAdapun nama-nama ‘ulama pencatat atau perawi hadits yang terkenal (mu’tabar) dari generasi Tabi’ut Tabi’in antara lain:
1. Imam al-Bukhari (194-256H) Kitab : Al-Jaami’ush Shahih atau Shahih Bukhari
2. Imam Muslim (204-261H) Kitab : Shahih Muslim
3. Imam Abu Dawud (202-275H) Kitab : As-Sunan Abi Dawud
4. Imam At-Tirmidzi (209-279H) Kitab : As-Sunan At-Tirmidzi
5. Imam An-Nasa’i (215-303H) Kitab : As-Sunan An-Nasa’i
6. Imam Ibnu Majah (207-275H) Kitab : As-Sunan Ibnu Majah
7. Imam Malik bin Anas (90/93-169H) Kitab : Al-Muwatha’
8. Imam Asy Syafi’iy (150-204H) Kitab : Al Um
9. Imam Ahmad bin Hambal (164-241H) Kitab : Al Musnad Ahmad
10. Imam Ibnu Khuzaimah (223-311H) Kitab : Shahih Ibnu Khuzaimah
11. Imam Ibnu Hibban (—-354H) Kitab : Shahih Ibnu Hibban
12. Imam Hakim (320-405H) Kitab : Al Mustadrak
13. Imam Ad-Daaruquthni (306-385H) Kitab : Sunan Daaruquthni
14. Imam Al-Baihaqiy (384-458H) Kitab : Sunan Al-Kubra
15. Imam Ad-Daarimi (181-255H) Kitabnya Sunan Ad-Daarimi
16. Imam Abu Dawud At-Thayaalisi (—-204H) Kitab: Musnad At-Thayalisi
17. Imam Al-Humaidiy (—219H) Kitab : Musnad Al-Humaidiy
18. Imam Ath-Thabrani (260-360H) Kitab : Mu’jam Al-Kabir, Mu’jam Al-Ausath, Mu’jam As-Shagir
19. Imam Abdurrazzaaq (126-211H) Kitab :Mushannaf Abdurrazzaaq
20. Imam Ibnu Abi Syaibah (—-235H) Kitab : Mushannaf Ibnu abi Syaibah
21. Imam Abdullah bin Ahmad (203-209H) Kitab : Az-Zawaaidul Musnad
22. Imam Ibnul Jaarud (—307H) Kitab : Al-Muntaqa
23. Imam At-Thahaawi (239-321H) Kitab : Syarah Ma’aanil Atsar, Musykilul Atsar
24. Imam Abu Ya’la (—307H) Kitab : Musnad Abu Ya’la
25. Imam Abu ‘awaanah (—316H) Kitab : Shahih Abu ‘Awaanah
26. Imam Said bin Manshur (—227H) Kitab : As Sunan Said bin Manshur
27. Imam Ibnu Sunniy (—364H) Kitab : ‘Amalul Yaum wal lailah
28. Imam Ibnu Abi ‘Ashim (—287H) Kitab : Kitabus Sunnah, Kitab Zuhud




1 komentar:

  1. Readers disilahkan menyalin atau mengutip srbagian darinya dengan menyertakan sumbernya: syakursf.blogspot.com

    BalasHapus