Senin, 12 November 2018

Literasi Toleransi Beragama tentang Kata - Kang Syakur

MEMAKNAI TOLERANSI BERAGAMA
Dialog tentang Kata

Mahlail Syakur Sf.

Perayaan Natal atau Tahun Baru Masehi sudah dekat. Tidak ada salahnya sejak dini kita sudah saling mengingatkan kepada sesama Muslim.
Apakah yang dimaksud dengan "TOLERANSI BERAGAMA"?

Betapa indah saling mengingatkan di antara kita menjelang NATAL

Mari kita simak dialog singkat di bawah ini guna memperoleh pemahaman atas makna toleransi.

Muslim: Bagaimana natalmu?
David   : Baik, kau tidak mengucapkan selamat natal padaku.?
Muslim: Tidak. Agama kami menghargai toleransi antar agama, termasuk agamamu, tetapi dalam urusan ini agama kami melarangnya.
David : Tapi kenapa ...? Bukankah ucapan itu hanya sekadar kata-kata ..?
Muslim : Benar. Tetapi Saya mejadi muslim pun hanya karena sekadar kata-kata, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat:
 أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله
Saya halal menggauli istri saya pun karena hanya kata-kata, yaitu "shighat akad nikah", dan .... Istri saya yang sa'at ini sedang halal saya gauli sewaktu-waktu juga bisa kembali menjadi haram (zina) jika saya mengucapkan kata "talaq" atau cerai, padahal hanya sekedar kata-kata.

David : Tetapi teman-temanku yang muslim lainnya mengucapkan "selamat" padaku. Bagaimana itu ..?
Muslim: Ooh .... mungkin mereka itu belum paham dan mengerti.
"Oh, ya ..., Maaf, bisakah Bang David mengucapkan dua kalimat Syahadat?" Muslim melanjutkan pertanyaan.
David : Oh, tidak ..., saya tidak bisa ... Itu akan mengganggu keimanan saya ..!
Muslim : Kenapa? Bukankah itu hanya kata-kata toleransi saja? Ayo, ucapkanlah ..!!"
David : Oke, oke .. Sekarang saya paham dan mengerti.
========
Inilah yang menyebabkan BUYA HAMKA, memilih meninggalkan jabatan Dunia, sebagai Ketua MUI ketika didesak oleh Pemerintah untuk mengucapkan "SELAMAT NATAL".

Meskipun anggapan, itu hanya berupa kata-kata keakraban. Atau sekadar toleransi, namun itu di sisi Allah nilainya justeru menunjukkan kerendahan tingkat keimanan ('AQIDAH).

Banyak sekali saudara muslim yang belum paham dan tidak mau mengerti akan konsep ilmu Agama, yang di sisi lain, mereka paham akan ilmu-ilmu umum, yang sifatnya tiada kekal, tidak ada gunanya untuk keselamatan di AKHIRATnya yang abadi kelak.

Bila pesan dialog tersebut bernilai guna dan bisa ditularkan ke saudara-saudara kita yang lain, berarti kita telah berda'wah kepada orang banyak berbasis teknologi.

Mari kita selamatkan 'qidah keluarga kita dan Saudara Muslim lainnya.

لكم دينكم ولي دين
   "Lakum diinukum waliya diin" 
Untukmu agamamu dan untukku agamaku. (QS. al-Kafirun)

والله أعلم بالصواب 
--ms2f--

1 komentar: